Rabu, 10 Agustus 2011

Catatan Sang Nahkoda

Mungkin sudah lama sang nahkoda itu mengenal sungai ini, berlayar mengarunginya hingga mungkin 20 musim telah silih berganti
Namun mungkin kini semua tidak lah sama, kini keduanya memiliki alurnya masing-masing
Begitu banyak memang cerita kisah tentang pelayaran ini

Kisah ketika sang nahkoda tersenyum bahagia di atas kapalnya
walau sebenarnya ia tak tahu, riak air itu hendak ditujukan kepada siapa
Kisah ketika sang nahkoda berkali-kali murung ke arah manakah perahunya akan melaju, ya seolah tanpa ujung
Kisah ketika sang nahkoda kewalahan memutar kemudinya, ketika perahunya terus berkeras hendak mengikuti arus sungai itu

Ia tahu berkali-kali sungai itu seolah hendak melawan kehendak perahunya
terombang-ambing tanpa arah dan ujung
terkadang hentakan arus sungai itu malah membuat kapalnya semakin rapuh

Tak jarang Ia mencoba untuk merubah arah haluannya
menemukan sungai lain yang menenangkan dan membuatnya utuh
selalu Ia coba

Namun kehendak perahunya selalu berkata lain
selalu mengalahkan usaha nahkoda itu
selalu mengalah akan kehendak sungai itu
selama angin itu masih berhembus selama semangat perahu itu tetap berkobar
perahu itu terus berlayar, berjuang seperti yang Kau minta

Ia pun sadar perahunya yang semakin rapuh
Entah berapa lama lagi perahu itu akan bertahan
Ya, semakin hari perahu itu semakin rapuh
rapuh hingga pada saatnya nanti perahu itu akan menyerah dan tenggelam di sungai itu
Ya, mungkin lebih baik seperti itu,
tenggelam ...
dan sang nahkoda itu pun dapat membuatnya kembali
Perahu yang tak kalah kuatnya untuk mengarungi sungai-sungai lainnya
di masa yang berbeda di tempat yang berbeda
dan aliran sungai itu berakhir di lautan yang terhampar luas
tempat tujuannya nanti

Tak pernah terbesit rasa menyesal, ungkap nahkoda itu kepada matahari dan bulan
pelayaran ini membuat nahkoda dan perahunya semakin tangguh
dan semakin belajar akan makna apa itu pelayaran yang sesungguhnya

Beribu terimakasih Ia sampaikan kepada matahari dan bulan
yang selalu menemaninya siang dan malam
mendengar keluh kesah sang nahkoda itu
memberikan arah walaupun nahkoda itu selalu membantah
semoga matahari dan bulan itu akan selalu beredar di tempatnya masing-masing
dan sampai bertemu di masa dan tempat indah lainnya




Tidak ada komentar:

Posting Komentar